Kamis, 12 April 2012

Arti Muhasabah


Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa beliau berkata,‘Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt(HR. Imam Turmudzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’)
Umar r.a.
‘Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia.

Bagi sebagian orang, kata muhasabah sudah bukan istilah yang asing lagi. Banyak kita dengar dalam berbagai forum pengajian ataupun ta’lim sering disebut kata-kata MUHASABAH.
Muhasabah berasal dari kata hasibah yang artinya menghisab atau menghitung. Dengan kata lain MUHASABAH bisa diartikan dengan EVALUASI atau proses menilai diri sendiri.
Muhasabah merupakan sebuah proses dimana seseorang mengevaluasi, menghitung dan menilai diri terhadap apa yang telah dilakukan. Menghitung lebih banyak manakah antara kebaikan dan keburukan yang sudah dilakukan. Sedangkan dasar penilaian yaitu didasarkan kaidah-kaidah agama yang bersumber Al-Quran dan Sunnah Rosul, sehingga tidak dibenarkan bermuhasabah dengan kriteria pribadi yang menyimpang dari kaidah agama. Dalam bermuhasabah hendaknya harus objektif. Ketika menemukan hal buruk dalam diri kita maka harus dikatakan itu buruk, sehingga tidak dimaklumi sebagai sebuah kebaikan menurut diri sendiri.

Rosululloh SAW menyuruh kita ber-muhasabah setiap hari. Terlebih menjelang tidur, sebagai sarana kita menutup hari dengan syukur (ketika menemukan kebaikan telah kita lakukan) atau taubat (ketika menjumpai dosa dan kesalahan telah dikerjakan). Kita menghitung apa saja kebaikan yang sudah dikerjakan hari ini dan keburukan apa saja yang telah dilakukan. Kemudian berpikir untuk menentukan langkah apa yang akan kita lakukan untuk meningkatkan kebaikan di hari esok dan mencegah agar tak mengulang melakukan dosa. Semakin sering kita melakukan muhasabah, kita akan semakin lebih berhati-hati dalam berbuat.

Muhasabah akan menempatkan kita masuk ke dalam golongan utama diantara golongan-golongan yang Rasululloh sebutkan mengenai hari dalam kehidupannya.
1. Golongan yang beruntung yaitu orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Kebaikan hari ini lebih banyak dari hari kemarin sedangkan keburukan semakin berkurang.
2. Golongan merugi yaitu orang yang kebaikan dan keburukan masih sama sepeti hari kemarin. Tak ada perubahan dalam diri dan perbuatannya setelah bermuhasabah.
3. Golongan yang celaka yaitu orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Kebaikan semakin berkurang sedangkan keburukan semakin bertambah.
Sebagai seorang muslim sudah seharusnyalah kita bertekad dan berusaha agar menjadi golongan orang-orang yang beruntung dengan selalu bermuhasabah. Setiap hari amal kebaikan bertambah, amal keburukan berkurang sehingga ketika kita dipanggil oleh-NYa kita dalam keadaan yang terbaik.
Sudahkah kita ber-muhasabah hari ini?

4 komentar:

  1. Artikelnya sangat menarik sekali...
    muhasabah merupakan satu hal yang dapat memperbaiki kualitas hidup kita menjadi lebih baik....

    Salam
    Belajar Islam

    BalasHapus
  2. semoga kita semua tak ada henti untuk terus bermuhasabah. amin......

    BalasHapus